1. Belanda masih ingin
menguasai Indonesia dan berusaha untuk mengingkari perjanjian Renville
2. 18 Desember 1948 Belanda
mengeluarkan surat pernyataan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan
persetujuan gencatan perang Renville. Tetapi surat pernyataan tersebut tidak
dapat disampaikan ke pemerintahan pusat di Yogyakarta sebab dilarang oleh
Belanda.
Tujuan Belanda menyelenggarakan Agresi Militer II :Belanda ingin menujukkan kepada dunia bahwa pemerintah Republik Indonesia dan TNI secara de facto tidak ada lagi.
Pelaksanaan:
1. Pada tanggal 19 Desember
1948 Belanda melakukan serangan terhadap kota Yogyakarta.
2. Tepatnya pada pukul 05.30
Belanda melakukan aksi membom pangkalan udara Maguwoharjo (Lapangan Udara
Adisucipto) yang dilanjutkan dengan menghancurkan bangunan-bangunan penting dan
akhirnya merambat ke pusat kota Yogyakarta dan berhasil menguasainya.
3. Belanda berhasil menawan
presiden Soekarno, wakil presiden Moh Hatta, Syahrir (penasehat presiden),H.
Agus Salim (Menlu).
4. Sebelum ditawan presiden
berhasil mengirimkan surat pemberian kekuasaan kepada Menetri Kemakmuran
Syafruddin (Syarifuddin) Prawironegoro untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI
(PDRI) di Sumatera. Jika Syarifuddin tidak dapat menjalankan tugasnya maka
presiden memerintahkan kepada Sudarsono, L.N. Palar, dan A.A Maramis yang ada
di New Delhi untuk membentuk pemerintahan RI di India.
5. Belanda akhirnya menguasai
Yogyakarta dan TNI berhasil dipukul mundur hingga ke desa-desa.
6. Belanda menganggap TNI telah
kalah tetapi ternyata TNI dapat tetap mengumpulkan kekuatan untuk melawan
Belanda.
7. Sementara Belanda menyiarkan
kabar ke seluruh dunia bahwa TNI sudah lemah dan RI sudah tidak ada lagi.
8. Belanda melakukan sensor
pers agar berita tersebut tidak tersiar keluar. Tetapi ternyata dari radio
gerilya Indonesia dapat disiarkan berita perlawanan rakyat hingga ke luar
negari.
9. Akhirnya setelah 1 bulan
dari agresi tersebut TNI mulai melakukan gerakan menyerang kota-kota. Serangan
yang terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta yang
dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, dan berhasil menduduki kota Yogyakarta.
10. Hal tersebut membuktikan
kepada dunia bahwa TNI tidak hancur mereka masih mempunyai kemampuan bahkan
mampu menyerang Belanda. Sehingga Belanda akhirnya mau membicarakan dalam meja
perundingan.
GerilyaSetelah itu Soedirman meninggalkan Yogyakarta untuk memimpin gerilya dari luar kota. Perjalanan bergerilya selama delapan bulan ditempuh kurang lebih 1000 km di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tidak jarang Soedirman harus ditandu atau digendong karena dalam keadaan sakit keras. Setelah berpindah-pindah dari beberapa desa rombongan Soedirman kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949.
Kolonel A.H. Nasution, selaku Panglima Tentara dan Teritorium Jawa menyusun rencana pertahanan rakyat Totaliter yang kemudian dikenal sebagai Perintah Siasat No 1 Salah satu pokok isinya ialah : Tugas pasukan-pasukan yang berasal dari daerah-daerah federal adalah ber-wingate (menyusup ke belakang garis musuh) dan membentuk kantong-kantong gerilya sehingga seluruh Pulau Jawa akan menjadi medan gerilya yang luas.
Salah satu pasukan yang harus melakukan wingate adalah pasukan Siliwangi. Pada tanggal 19 Desember 1948 bergeraklah pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah menuju daerah-daerah kantong yang telah ditetapkan di Jawa Barat. Perjalanan ini dikenal dengan nama Long March Siliwangi. Perjalanan yang jauh, menyeberangi sungai, mendaki gunung, menuruni lembah, melawan rasa lapar dan letih dibayangi bahaya serangan musuh. Sesampainya di Jawa Barat mereka bergabung dengan DI/TII karena NII telah memproklamirkan kemerdekaannya pada wilayah-wilayah yang diduduki Belanda saat itu. Pada akhirnya sejarah mencatat dengan ketidakjelasan mengenai hal ini
Tindakan perjuangan secara diplomatik yang dilakukan untuk menggagalkan tujuan Belanda, yaitu :
1. Menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa Agresi Militer Belanda II merupakan tindakan melanggar
perjanjian damai (hasil Perundingan Renville)
2. Meyakinkan dunia bahwa
Indonesia cinta damai, terbukti dengan sikap menaati hasil Perundingan Renville
dan penghargaan terhadap KTN.
3. Membuktikan bahwa Republik
Indonesia masih ada. Hal ini ditunjukkan dengan eksistensi PDRI dan
keberhasilan TNI menguasai Yogyakarta selama enam jam pada Serangan Umum 1
Maret 1949.
Upaya Indonesia
menarik simpati Amerika serikat hingga akhirnya mendesak Belanda untuk menarik
mundur pasukannya dari wilayah Indonesia.Dewan Keamanan PBB juga mendesak Belanda untuk menghentikan operasi militer dan membebaskan para pemimpin Indonesia.
Desakan tersebut membuat Belanda mengakhiri agresi militer II.
0 komentar:
Posting Komentar